Artificial Intelligence dan Sistem Pakar (ELIA, PARRY, NETTALK)
Artificial Intelligence ( AI) atau mesin kecerdasan buatan
dibuat selayaknya tindakan manusia. Dengan kata lain, AI digunakan untuk
mewakili manusia mengambil keputusan atas suatu persoalan dalam proses
pemakaian programnya. President dan Wakil Konselor di Hong Kong Baptist
University, Roland Chin menyebutkan bahwa Tujuan utama AI adalah membangun
sistem AI yang dapat membantu dan menyelesaikan masalah manusia, jika
dibandingkan dengan sebelumnya (sebelum sistem AI itu tercipta)
Contoh penggunaan AI sebagai expert system yang dapat digunakan untuk
mendukung sistem pengambilan keputusan di bidang psikologi
Impress.ai
yang menggunakan teknologi AI Powered Candidate Screening untuk recruiting dan
HR. Ada juga Seedlink untuk mengetahui apakah seseorang bisa cocok dengan
orang-orang dan budaya di suatu perusahaan. Bahkan, dengan adanya
aplikasi-aplikasi AI ini dapat memungkinkan adanya harapan untuk menyeleksi
pejabat publik yang tidak akan melakukan korupsi untuk mengurangi kasus korupsi
di Indonesia kedepannya.
SISTEM PAKAR (ELIZA, PARRY, dan NETTALK)
Eliza,
Parry dan Nettalk adalah beberapa contoh dari chatterbot. Chatterbot merupakan
sebuah program komputer yang dirancang untuk menstimulasi percakapan
intelektual dengan satu atau lebih manusia secara audio maupun teks. Chatterbot
dikategorikan sebagai kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence, yang
dimanfaatkan untuk tujuan praktis seperti bantuan online, layanan personal,
atau diskusi informasi, dalam hal ini dapat dilihat fungsi program sebagai
suatu jenis agen percakapan (conversational agent)
Program yang dipublikasikan oleh Joseph Weizenbaum pada tahun 1966, yang dapat mengelabui pengguna hingga mempercayai bahwa mereka sedang bercakap-cakap dengan manusia nyata. Tujuan dari pembuatan program ini adalah untuk meniru pembicaraan antara seorang psikolog dan pasiennya, dalam hal ini, Eliza berperan sebagai psikoterapis dan memberikan saran dan nasihat tentang masalah penggunanya. Kunci metode operasional Eliza melibatkan rekognisi dari isyarat kata-kata atau kalimat input, dan output berupa tanggapan yang telah dipersiapkan atau diprogram, yang dapat meneruskan percakapan dengan suatu cara sehingga tampak bermakna.
Parry
dibuat pada tahun 1972 oleh psikiatris Kenneth Colby ketika di Universitas
Stanford. Parry bertujuan untuk merefleksikan pikiran pasien dengan mental
paranoid yang serius. Program ini menjalankan model mentahan dari prilaku
schizophren paranoid berdasarkan konsep, konseptualisasi dan kepercayaan
(penilaian tentang konseptualisasi : penerimaan, penolakan, dan netral). Ini
juga menggunakan strategi percakapan, lebih serius dan merupakan program
lanjutan dari Eliza.
Connectionism
adalah gerakan dalam ilmu kognitif yang berharap untuk menjelaskan kemampuan
intelektual manusia menggunakan jaringan syaraf tiruan (juga dikenal sebagai
“jaringan syaraf” atau “jaring syaraf”). jaringan syaraf disederhanakan model
otak terdiri dari sejumlah besar unit (young analog neuron) bersama-sama dengan
bobot yang mengukur kekuatan hubungan antara unit. Model ini berat efek dari
sinaps yang menghubungkan satu neuron yang lain. Percobaan pada model semacam
ini telah menunjukkan kemampuan untuk mempelajari keterampilan seperti
pengenalan wajah, membaca, dan deteksi struktur gramatikal sederhana.
Connectionists telah membuat kemajuan yang signifikan dalam menunjukkan
kekuatan jaringan saraf untuk menguasai tugas-tugas kognitif. Berikut adalah
tiga percobaan terkenal yang telah mendorong connectionists untuk percaya bahwa
JST model yang baik dari kecerdasan manusia. Salah satu yang paling menarik
dari upaya tersebut adalah kerja 1987 Sejnowski dan Rosenberg di jaring yang
dapat membaca teks bahasa Inggris disebut NETtalk. Pelatihan ditetapkan untuk
NETtalk adalah basis data yang besar terdiri dari teks bahasa Inggris ditambah
dengan output yang sesuai fonetik-nya, yang ditulis dalam kode yang cocok untuk
digunakan dengan synthesizer pidato. Tape kinerja NETtalk di berbagai tahap
pelatihan mendengarkan sangat menarik. Pada awalnya output random noise.
Kemudian, bersih suara seperti itu mengoceh, dan kemudian masih seolah-olah itu
adalah berbahasa Inggris double-talk (pidato yang dibentuk dari suara yang
menyerupai kata dalam bahasa Inggris). Pada akhir pelatihan, NETtalk melakukan
pekerjaan yang cukup baik mengucapkan teks diberikan. Selain itu, kemampuan ini
generalizes cukup baik untuk teks yang tidak disajikan pada training set.
Sumber:
https://psikologi.unpad.ac.id/artificial-intelligence-dalam-psikologi-semua-bisa-diprediksi/
Komentar
Posting Komentar