HUBUNGAN EVOLUSI DENGAN PSIKOLOGI
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Hubungan Evolusi dengan Psikologi. Sebelum membahas lebih jauh saya akan menjabarkan pengertian dari Evolusi itu sendiri menurut ahli. Menurut tokoh besar dalam konspirasi “manusia berasal dari monyet”, Charles Darwin (1809-1882), Evolusi merupakan menggemukakkan bahwa evolusi tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya seleksi alam.
Seleksi alam menurut Charles Darwin
tersebut ialah didasarkan kepada hasil dari observasi yang dibuatnya yaitu :
1.Lebih baik untuk keturunan yang dihasilkan dari pada harus dapat
benar-benar mampu bertahan hidup .
2.Dalam suatu spesies tersebut tidak ada individu yang identik (sama)
dikarenakan ialah selalu terjadi suatu variasi dan juga beberapa individu yang
mempunyai sifat-sifat yang cocok dengan kondisi lingkungan yang terdapat
dibandingkan individu yang lainnya.
3.Setiap populasi tersebut pada umumnya akan bertambah terus
dikarenakan reproduksi Pertambahan
populasi dibatasi faktor-faktor pembatas yang membuat kenaikan populasi tidak
berjalan mulus Adanya seleksi alam yang dapat membuat setiap individu tersebut
harus beradaptasi terhadap lingkungannya, dan yang berhasil hidup tersebut akan
dapat mewariskan sifat-sifat keturunannya.
Dari penjelasan diatas terdapat keterkaitan terhadap psikologi
perkembangan dan terdapat beberapa macam teori evolusioner yang dapat kita
pelajari untuk mengetahui kaitan evolusi dengan psikologi. Psikologi yang
mempelajari tentang sikap perilaku manusia, juga mempunyai konsep tentang
perkembangan manusia selama hidupnya dari lahir hingga sampai meninggal. Ini merupakan
bentuk keselarasan, antara proses pertumbuhan manusia dan perkembangan manusia disertai
dengan proses evolusi. Kombinasi dari kedua teori ini sepertinya akan
menghasilkan sebuah gambaran yang jelas, bagaimana pertumbuhan juga bisa
berpengaruh pada perkembangan psikologi manusia.
Berikut ini adalah penjabaran tentang teori evolusioner dalam
psikologi. Gambaran mengenai teori tersebut bisa dijadikan dasar, terutama
untuk mengetahui bagaimana proses evolusi berpengaruh pada psikologi atau
sebaliknya. Beragam teori evolusioner tersebut mungkin juga sudah familiar atau
sering kita dengar. Supaya lebih memudahkan penjelasan, kita akan mengawalinya
dari teori yang paling mendasar, yakni teori evolusi yang dikemukakan oleh
Charles Darwin. Darwin terkenal dengan mahakaryanya yang kita pasti semua sudah
familiar, yakni The Origin of Species. Darwin menawarkan pandangan mengenai
penciptaan, yakni evolusi melalui seleksi alam.
Teori Evolusioner Darwin yang Menginspirasi Psikologi Perkembangan
Pandangannya terhadap teori evolusi memang banyak menuai kontroversi.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, teori evolusi yang didasarkan pada
seleksi alam ini justru kemudian menjadi sumber utama munculnya
keilmuan-keilmuan lainnya.
Seperti misalnya dimulai dari biologi, paleontologi, geologi,
antropologi dan disiplin ilmu lainnya, termasuk di dalamnya yakni disiplin ilmu
psikologi. Bagaimana bisa? Ini ada kaitannya dengan berbagai macam tokoh yang
muncul karena mengilhami teori evolusi dari Darwin.
Sigmund Freud, adalah salah satu tokoh teori psikologi kepribadian
terkenal yang mengemukakan teori Psikoanalisanya, dimana rupanya teorinya
tersebut sangat dipengaruhi oleh teori evolusi dari Darwin. Apabila
diperhatikan, insting seksual yang menjadi dorongan terbesar dalam
psikoanalisis Freud sejalan dengan teori evolusi Darwin untuk bertahan hidup.
Di Amerika, ada Bapak Psikologi Eksperimental, William James yang juga sangat
dipengaruhi oleh Darwin. James banyak berbicara tentang insting, yang menurutnya
bertempat di sirkuit saraf yang tak lepas dari produk evolusi.
Melihat banyaknya adaptasi dari teori evolusi Darwin tersebut, maka tak
heran bila kemudian teori psikologi perkembangan memang sangat erat kaitannya
dengan teori evolusioner. Darwin sendiri sudah membuat sebuah pernyataan dalam
bukunya, ia memprediksi bahwa di masa depan, ada banyak bidang keilmuan yang
dibuka dari teori evolusioner yang telah ia kemukakan. Ia menyebutkan bahwa:
“Di masa depan, saya melihat bidang-bidang terbuka bagi jauh lebih
banyak lagi penelitian. Psikologi akan didasarkan pada pondasi baru yang
memberikan setiap kekuatan dan kemampuan mental secara bertahap. Banyak titik
terang akan terungkap tentang asal-usul manusia dan sejarahnya”
Prediksi berani dari Darwin ini memang terbukti benar. Sejarah
psikologi perkembangan menjadi bagian yang juga menelusuri unsur-unsur
evolusioner di dalamnya. Psikologi bahkan berusaha mengungkapkan bagaimana
perilaku manusia saat ini dipengaruhi dari bagaimana struktur gen seseorang.
Inilah yang menjadikan lahirnya cabang ilmu psikologi berupa psikologi
evolusioner.
Pendekatan psikologi evolusioner ini mulai berkembang sekitar tahu
n
80an. Pasangan suami istri Cosmides dan Tooby dari Universitas California
mengawali pendekatan psikologi evolusioner ini sebagai awal mula dari
keterkaitan psikologi dengan teori evolusioner.
Sikap Naluriah dalam Teori
Evolusioner
Hubungan yang paling mudah pada saat kita membicarakan psikologi
evolusioner ini adalah sebagai contoh perilaku tolong menolong. Perilaku tolong
menolong mungkin dilakukan seseorang dalam rangka untuk bertahan hidup. Ini
selaras dengan teori evolusioner, yang menyebutkan bahwa tujuan dari makhluk
hidup adalah untuk bertahan hidup.
Sikap tolong menolong ini dikembangkan supaya bisa menambah peluang
hidup sesama spesies. Kita bisa mendapatkan sebuah gambaran, dimana psikologi
mempelajari bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak ada yang tidak
mengembangkan sikap saling menolong ini.
Dengan adanya teori evolusioner dari Darwin, psikologi perkembangan
juga berusaha menelusuri asal muasal perilaku seseorang saat ini. Contoh yang
paling mudah adalah sikap naluriah yang mungkin bisa saja muncul pada manusia.
Misalnya, seorang pria lebih cenderung tertarik pada fisik perempuan. Secara
tidak sadar, pria membutuhkan perempuan dengan fisik yang bugar supaya bisa
merawat anak-anaknya. Sementara itu, wanita butuh pria supaya ia bisa
mewariskan gennya. Wanita akan berusaha menarik pria dengan menunjukkan
kebugaran fisiknya. Perilaku seleksi ini mungkin tidak disadari sebenarnya
sudah dijelaskan oleh Darwin dalam teorinya.
Contoh lain yang bisa kita lihat adalah bagaimana perilaku seseorang
pada saat mengalami ketakutan atau pobia terhadap ular. Manusia lebih takut
pada ular dibandingkan dengan kendaraan truk atau bus yang sebenarnya lebih
banyak membunuh manusia.
Mengapa bisa demikian? Hal ini karena manusia sudah mengetahui bahwa
ular berbahaya sejak ratusan tahun yang lalu. Sementara alat transportasi
mungkin hanya diketahui beberapa abad terakhir saja. Oleh karenanya, secara
tidak sadar perilaku manusia akan cenderung lebih takut secara naluriah pada
ular, demikian pula pada spesies primata lainnya. Inilah yang kemudian
menunjukkan keterkaitan penting teori evolusioner dalam psikologi perkembangan.
Demikian penjelasan terkait bagaimana peran teori evolusioner dalam
psikologi perkembangan yang ternyata memiliki peran penting dalam
perkembangannya.
Sekian pembahasan terkait bagaimana peran teori evolusioner dalam
psikologi perkembangan yang ternyata memiliki peran penting dalam
perkembangannya. Have a nice day!❤️
Sumber terkait:
http://www.gurupendidikan.co.id/20-macam-macam-teori-evolusi-oleh-para-ahli/
https://dosenpsikologi.com/teori-evolusioner-dalam-psikologi-perkembangan
Komentar
Posting Komentar