MANAJEMEN IDENTITAS DALAM DUNIA MAYA



Sebelum membahas lebih jauh mengenai bagaimana cara untuk melakukan manajemen identitas dalam dunia maya, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu mengenai apa itu dunia maya? apa itu identitas?. Yukk kita ulik satu-satu. 


Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi komunikasi berjalan sangat cepat, ruang dan waktu seakan tak ada batasnya lagi. Sehingga muncul lah istilah dunia maya, dimana dunia maya ini adalah wadah atau arena interaksi online berlangsung. Lalu adakah hubungan antara dunia maya dengan dunia nyata? Pada awal mula munculnya dunia maya, dikatakan tidak ada hubungan antara dunia maya dengan dunia nyata. Masing-masing tidak mempengaruhi dan berdiri sendiri. Namun seiring berjalannya waktu, semakin pesatnya teknologi berkembang, dunia maya dan dunianyata diyakini memiliki hubungan yang tidak dapat dilepaskan begitu saja. Hubungan yang dimaksud adalah, dunia maya yang mulai memfasilitasi transaksi bisnis online, interaksi sosial antar individu yang semakin meluas, keterbukaan politik, dan kebebasan media mendominasi kehidupan sehari-hari.

Menurut Tim Jordan (1999:60) ada dua kondisi yang bisa menggambarkan bagaimana keberadaan individu dan konsekuensinya dalam berinteraksi di internet, yang pertama untuk melakukan koneksitas di dunia maya, setiap orang harus melakukan prosedur tertentu, seperti menulis username dan password untuk membuka akses ke e-mail, situs jaringan sosial, atau laman web lainnya. Ketika prosedur tersebut dilalui, maka individu akan mendapatkan semacam “their own individualised place” di mana setiap individu mendapatkan laman khusus yang hanya bisa diakses oleh individu tersebut saja atau yang biasa disebut dengan istilah akun. Yang kedua, memasuki dunia virtual kadangkala juga melibatkan keterbukaan dalam identitas diri sekaligus juga mengarahkan bagaimana individu tersebut mengidentifikasikan atau mengkonstruksiakn dirinya di dunia virtual. .

Menurut Stella Ting Toomey, identitas merupakan refleksi diri atau cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi identitas pada dasarnya merujuk pada refleksi dari diri kita sendiri dan persepsi orang lain terhadap diri kita. Sementara itu, Gardiner W. Harry dan Kosmitzki Corinne berpendapat bahwa identitas sebagai pendefinisian diri seseorang sebagai individu yang berbeda dalam perilaku, keyakinan dan sikap. Berdasarkan buku yang berjudul Identity and Deception in The virtual Community oleh Judith .S mengatakan, didalam dunia nyata, konsep identitas dipahami dengan satu paham bahwa satu tubuh satu identitas. Identitas tersebut akan terpaku dalam satu tubuh yang akan berkembang dan berubah seiring berjalanya waktu dan bertambahnya usia. konsep diatas berbeda dengan konsep dunia maya, dimana setiap dari individu memiliki kekuasaan atas identitas dalam setiap perwakilan dirinya. Cyberspace, menjadi ruang dimana setiap dari individu memiliki kebebasan dalam membentuk virtual identity sebagai perwakilan diri yang bentuk serta karakternya dapat diciptakan sedemikian rupa yang diinginkan dari setiap individu.


Setiap individu tidak memiliki batasan (memalsukan atau tidak) untuk memperkenalkan siapa dirinya di dunia maya, dan itulah yang nantinya akan mewakili individu dalam memainkan perannya serta berinteraksi di dunia maya. Seperti memilih username dan password, maka identitas itulah pada akhirnya melahirkan individu virtual bersamaan dengan atribut-atribut yang melekat dengannya. Artinya, setiap individu baru bisa mengakses individu virtualnya apabila ia menggunakan identifikasi username dan password yang sudah ia buat sebelumnya. 

Jordan bersama tim (1999, 62-87) mengemukakan tiga elemen dasar kekuatan individu di dunia maya, yaitu identity fluidity, renovated hierarchies, dan information as reality.Identity fluidity bermakna sebuah proses pembentukan identitas secara online dan identitas yang terbentuk tidaklah mesti sama atau mendekati dengan identitasnya di dunia nyata (offline identities). Renovated hierarchies adalah proses dimana hirarki-hirarki yang terjadi di dunia nyata direkam bentuk kembali menjadi online hierarchies. Sedangkan information as reality adalah hasil akhir dari identity fluidity dan renovated hierarchies, yakni infromasi yang menggambarkan realita yang hanya berlaku di dunia virtual.

Lalu bagaimana cara kita agar dapat melakukan manajemen identitas yang baik dalam dunia maya? Menurut kelompok kami, langkah pertana yang dapat dilakukan adalah dengan membangun kesan atau impression yang baik. Mengapa hal ini menjadi penting? karena dengan membangun kesan yang baik dapat mempresentasikan diri dan penampilan kita di dunia maya. Karena lumrahnya semua orang yang berada di dunia maya dan hanya kenal melalui dunia maya sering menilai seseorang hanya berdasarkan apa yang ia lihat, hal inidapat dibuktikan dengan maraknya kasus cyber bullying.

Langkah kedua adalah, dengan menjauhi diri untuk menjadi seorang anonym atau dapat dikatakan identitas tanpa identitas. Maksudnya disini adalah seorang anonym akan memalsukan semua identitas yang ia bentuk di dunia maya. Hal ini sebaiknya tidak dilakukan, karena dapat berdampak pada kondisi psikologis, seperti hilangnya keseganan, ketakutan, dan keterikatan seseorang individu terhadap belenggu sosial yang ada di dunia nyata. 


Dan hal terakhir dan menjadi hal yang terpenting adalah, dengan menjadikan dunia maya menjadisarana personal branding yang baik. Personal branding merupakan proses dimana seseorang dan karir mereka dipandang sebagai brand dan dibedakan tujuannya dari manajemen reputasi dan manajemen kesan. Ia secara langsung ditujukan untuk menciptakan brand ekuitas dan aset yang membedakan ia dari orang lain. Personal branding dapat dilakukan dengan cara selalu mempertimbangkan dan memilih dengan baik unggahan apa yang ingin ditampilkan atau tidak di tampilkan dalam halaman dunia maya.


Daftar Pustaka https://www.kompasiana.com/naikturunmajumundur/573b1c9df392731c0807d12f/identitasdalam-ruang-maya?page=all

Lailiyah, (2016), Prestasi diri Netizen Dalam Konstruksi Identitas di Media Sosial Dan Kehidupan Nyata, Jurnal ilmu sosial, 15(2), 103-110.

https://www.idsirtii.or.id/doc/IDSIRTII-Artikel-dunia_maya_dan_nyata.pdf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN EVOLUSI DENGAN PSIKOLOGI

Syarat-Syarat Pengetahuan disebut Ilmu dan Langkah-Langkah Metode Ilmiah

ALTERED PERCEPTIONS (BASIC PSYCHOLOGICAL FEATURE IN CYBERSPACE)