Contoh Dampak Konflik di Dalam Keluarga Selama Masa Pandemi COVID 19
1. Dari
segi negatif, nyaris selama 24 jam berada di rumah rentan menimbulkan berbagai
gesekan. Semakin sering anggota keluarga bertemu, semakin sering gesekan
terjadi. Konflik, kata Ratih, umumnya terjadi akibat perbedaan pendapat. Namun,
perubahan ini dapat disikapi dengan baik sehingga Anda dapat menyesuaikan diri
(source:
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200514141751-284-503363/dampak-positif-negatif-pandemi-pada-hubungan-keluarga)
2.
Sekitar 52% orangtua mengaku bahwa masalah
finansial telah menjadi penghambat dalam mengasuh anak-anak mereka selama
pandemi, sementara 50% orangtua mengaitkannya dengan isolasi sosial. Sekitar
satu dari enam orangtua mengaku pernah memukul atau menampar anak mereka
setidaknya sekali dalam dua pekan terakhir. Sedangkan 11% orangtua mengatakan
telah melakukan hal tersebut selama beberapa kali atau sering. Frekuensi
membentak, berteriak dan menjerit kepada anak-anak cukup tinggi, dengan empat
dari 10 orangtua mengatakan mereka telah melakukan hal itu beberapa kali atau
sering dalam dua pekan terakhir. Ketika ditanya apakah perilaku tersebut
merupakan peningkatan dari perilaku yang biasa mereka lakukan, 19% menjawab
mereka jadi lebih sering berteriak atau menjerit, dan 15% mengaku telah
meningkatkan pemberian hukuman kepada anak mereka sejak munculnya pandemic
(source:https://www.liputan6.com/global/read/4216978/studi-ungkap-orangtua-dan-anak-sering-konflik-selama-pandemi-corona-covid-19)
3. Mertua
yang selalu mengucilkan menantu yang sedang di PHK pekerjaan dan selalu
menuntut banyak sehingga membuat perpecahan seringkali terjadi dalam keluarga.
Komentar
Posting Komentar